Saturday, October 17, 2015

Deamon Process



Halo teman-teman, pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang daemon process dan implementasinya.
apa itu daemon process?
Daemon Process adalah sebuah process dimana ia dijalankan didalam Background komputer dikarenakan proses ini tidak memiliki terminal pengontrol. Daemon adalah sebuah proses yang didesain khusus agar tidak mendapat intrupsi dari pengguna/user. dengan kata lain, daemon process bejalan dengan otomatis sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan.

bagaimana cara pembuatannya, ayo kita lihat bersama.

Pembuatan Daemon terdiri dari 6 langkah.
1. Fork Parent Processs dan kill Parent Process
2. Mengubah mode file menggunakan UMASK(0);
3. Membuat Unique Session ID (SID)
4. Mengubah Directory Kerja
5. Menutup File Descriptor Standar
6. Membuat Loop

1. Fork Parent Process dan kill Parent Process
melakukan forking untuk membuat process baru kemudian mematikan Parent Process. Process induk yang mati akan membuat system mengira proses telah selesai sehingga akan kembali ke terminal user.
Proses anak yang melanjutkan program setelah proses induk dimatikan.



2. Mengubah mode file menggunakan UMASK(0);
Untuk menulis beberapa file (termasuk logs) yang dibuat oleh daemon, mode
file harus diubah untuk memastikan bahwa file tersebut dapat ditulis dan
dibaca secara benar. Pengubahan mode file menggunakan implementasi
umask().

//mengubah mode file mask
umask(0); //mendapat akses penuh dari file yang dibuat daemon

3. Membuat Unique Session ID (SID)
Child Process harus memiliki unik SID dari kernel untuk dapat beroperasi.
Sebaliknya, Child process menjadi Orphan Proses pada system. Tipe pid_t yang
dideklarasikan pada bagian sebelumnya, juga digunakan untuk membuat SID
baru untuk child process. Pembuatan SID baru menggunakan implementasi
setsid(). Fungsi setsid() memiliki return tipe yang sama seperti fork().



4. Mengubah Directory Kerja
Directori kerja yang aktif harus diubah ke suatu
tempat yang telah pasti akan
selalu ada. Pengubahan tempat direktori kerja dapat dilakukan dengan
implementasi fungsi chdir (). Fungsi chdir() mengembalikan nilai -1 jika gagal.



5. Menutup File Descriptor Standar
Salah satu dari langkah terakhir dalam mengeset daemon adalah menutup file
descriptor standar (STDIN, STDOUT, STDERR). Karena daemon tidak perlu
menggunakan kendali terminal, file descriptor dapat berulang dan berpotensi
memiliki bahaya dalam hal keamanan. Untuk mengatasi hal tersebut maka
digunakan implemtasi fungsi close().

close(STDIN_FILENO);
close(STDOUT_FILENO);
close(STDERR_FILENO);

6. Membuat Loop utama
Daemon bekerja dalam jangka waktu tertentu, sehingga diperlukan sebuah
looping.

Berikut adalah Program lengkapnya.
 

No comments:

Post a Comment